man, ocean, and computer..

Bali tahun 2012

Liburan panjang akhir pekan kemaren, saya beruntung, dapet kesempatan pergi ke Bali. Gabung sama grup EO yang ada event di Bali, saya disana 6 hari, dan dapet berbagai kemudahan bahkan fasilitas enak. Thanks a lot to them, *no mention 🙂

Saya terakhir pergi ke Bali itu tahun lalu, di sela2 kerja praktek kuliah yang kebetulan dekat ke Bali, yaitu di Banyuwangi. Ada proyek pelabuhan Semen Gresik disana, jadi kita weekend ijin pamit untuk pergi ke Bali. Kebetulan tahun lalu ada yang nampung, temennya temen yang kos di daerah Nusa Dua. Waktu itu kita beneran kayak gembel, bawa backpack, dan miskin, gak banyak duit. Kali ini saya beruntung, rada mewah pergi ke bali nya 😀

Komentar saya terhadap Bali sekarang adalah :

  • Macet. Long weekend jelas banyak turis yang butuh banyak kendaraan. Saya denger dari orang hotel dan rental, bahkan untuk long weekeng kemaren mobil2 tambahan didatangkan dari Surabaya dan dari kendaraan pribadi warga Bali. Dan jalan-jalan di Bali sangat kecil dibandingkan kota2 lain di Indonesia. Selain itu banyak yang parkir motor, mobil, maupun kendaraan lain di pinggir jalan, jadi cukup semrawut.
  • Panas. Bali gerah banget, dan jarang hujan, padahal di kota lain hujan udah gede2, Bali masih adem ayem. Supir taksi bahkan bilang ini kayaknya pakai dukun biar turisnya betah di Bali, :p . Tapi saya lihat juga di jalan2 jarang banget ada pohon. Semua ditebang, untuk toko dan tempat parkirnya 😦
  • Build a Lot! Bali lagi berbenah, banyak proyek besar disana. Mungkin ini yang bikin andil tambahan macet dan panas. Proyek perluasan Bandara Ngurah Rai, underpass Simpang Siur, dan tol tengah laut Benoa, jelas bikin debu dan panasnya luar biasa. Belum lagi pembangunan hotel2 besar berbintang yang sedang dalam proses, dan pembangunan restoran-restoran baru. Material-material bahan bangunan juga ditaruh / di drop sementara di jalan, membuat jalan sempit.
  • New tourism style. Dulu, jaman saya SD atau SMP, wisata yang populer di Bali adalah yang konsepnya tradisional, kuno dan simpel, seperti Tanah Lot, Sanur, Sangeh, Pura, dll. Sekarang, daya tarik Bali sudah lebih modern, seperti sunset dan beach dinner, seperti di Jimbaran. Kemudian setting pantai gaya baru, sudah bukan seperti Kuta, tapi seperti Dreamland, Double Six, dll yang memadukan pantai dengan resort atau restoran indah dan mewah di pinggir pantai. Selain itu wisata-wisata laut seperti Diving juga sudah dikelola profesional. Wisata kuliner dan belanja pun sudah ditata dengan modern dan konsep baru seperti di kota besar dunia, walaupun sangat disayangkan, investor pemilik restoran sebagian besar orang bule, walaupun pemilik tanahnya orang lokal.

Itulah. Sedikit saran saya, apabila ke Bali, lebih baik gugling dulu, tempat wisata alternatif yang jarang dikunjungi orang, seperti di Bali utara, dan tempat2 di pedalaman yang menurut saya justru lebih menarik, karena wisata Bali di daerah Kuta, Seminyak, Nusa Dua, dan Jimbaran, ya seperti itu2 saja, menurut saya, karena gabungan antara macet, sesak, penuh, mahal, dan tidak khas Bali terutama. Padahal masih banyak wisata alternatif di daerah non-ramai, terutama snorkeling + diving, desa2 wisata, agrowisata, adventure, dll yang lebih cocok untuk menyepi dan berwisata yang nyaman.

Filed under: Uncategorized, , , , , ,